16 November 2013

Sebotol Benci Untuk Dia

             Malam minggu di sebuah café yang ramai, sepasang kekasih yang duduk dekat jendela masih terlihat saling tak bicara. Keduanya nampak mempunyai kekesalan dalam kepala masing-masing, hanya tinggal menunggu waktu untuk memuntahkannya.
            Si cewek yang sedang cemberut memulai membuka pembicaraan. “Kamu itu kenapa sih? Tiap hari bikin aku bête.” Si cewek itu menusuk-nusuk daging ayam yang ada di piring dengan garpu sebagai pelampiasan kekesalannya.
            “Bete kenapa? Gara-gara minggu kemaren kita gak jadi jalan? Kamu masih bête gara-gara itu?” tanya si cowok.
            “Gak tau ah. Pikir sendiri.”
            Si cowok berusaha menutupi kekesalannya. “Lah, aku kan nanya. Kalau bukan gara-gara hal itu, seharusnya kamu gak usah marah gitu dong.”
            “Aku gak marah,” kata si cewek. “Aku Cuma bête karena kamu gak punya waktu buat aku. Kamu selalu sibuk sama dunia kamu.”
Si cowok mulai merasa di sudutkan. Seakan-akan dia yang salah. Lalu dia meneguk habis sebotol Aqua di depannya sampai habis, cukup untuk mendinginkan hatinya yang panas, kemudian dia bicara,  “Kok ngomongnya gitu? Bukannya kamu yang punya waktu luangnya kebanyakan? Aku juga punya kehidupan selain kamu. Aku punya keluarga, punya teman-teman, punya pekerjaan. Seharusnya kamu ngerti dengan itu.”
Si cewek diam. Matanya mulai berkaca-kaca.
“Kamu gak bisa memenjarakan aku semau kamu,” lanjut si cowok. “aku jadi pacar kamu, bukan berarti aku harus bareng kamu terus. Tiap hari aku diam saat kamu marah. Aku gak ngebales marah juga kan?”
Si cewek masih diam.
“JAWAB!” teriak si cowok.
Si cewek tetap diam dengan air mata yang mulai menetes.
Si cowok melanjutkan bicaranya, “Lihat botol Aqua kosong ini. Setiap kamu marah itu sama dengan setetes air benci yang masuk ke botol ini. Tau gak sekarang tetesan air benci itu sudah segimana?”
Dia tetap tidak menjawab.
“Tetesan air itu sudah penuh di botol ini. Penuh.”
Beberapa kata akhirnya keluar dari mulut si cewek, “ Maaf…, aku….” Si cowok memotongnya.
“Aku sudah maafin kamu dari dulu. Bahkan setiap hari sesudah kamu marah. Tapi aku juga minta maaf, sepertinya aku gak bisa lagi jadi pacar kamu. Sudah terlalu banyak tetesan air benci yang kamu buat. Maaf….” Tutup si cowok berdiri dari tempat duduknya. “Aku ingin bebas.”

Si cewek meratapi penyesalannya. Dia menyadari semua kesalahannya. Terlalu mengekang cowoknya. Mencintai dengan cara berlebihan, itu akan jadi boomerang. Di café itu tinggalah berdua, si cewek dan sebotol benci untuk dia.

Twitter SAYA: @CharlyFbh

05 November 2013

Cerpen Summary Of Love





Summary Of Love

Cerita tentang ringkasan cinta yang saling berhubungan. disediakan dalam satu paket judul, yaitu Summary Of Love.
Baca di sini: Summary Of Love