23 Mei 2014

Putih-Abuku Dulu

Beberapa momen terbaik yang pernah gue alami saat jaman SMA dulu akan dirangkum dalam beberapa kalimat di bawah ini. For my best friends and my teachers in Ducie, this is for you:
1.     Pada saat jam istirahat, gue dan beberapa teman meloncati pagar sekolah untuk menuju ke kantin yang letaknya ada di luar lingkungan sekolah. Sehabis makan di kantin, kita kembali ke dalam lingkungan sekolah melalui jalan yang sama, meloncat pagar. Kita semua seperti dapat hadiah dari Kwaci (baca: kaget) setelah melihat ada Wali Kelas berdiri melihat kejadian tersebut. Dan apa kelanjutannya? Kita menjadi artis pada haris senin depannya pada saat upacara bendera (atau dengan kata lain kita dihukum di depan teman-teman se-sekolahan).

2.     Maksud hati ingin tampil beda saat upacara bendera dengan memakai sepatu warna hijau, tapi apalah hendak dikata, mata guru lebih tajam melihat. Dan apa kelanjutannya? Sepatu gue diambil dan gue pulang naik motor pakai helm, masker, sarung tangan, jaket, tapi tanpa memakai sepatu.

3.  Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ada tugas membuat drama. Dan di akhir, ada semacam penghargaan terhadap pemain drama terbaik. Dalam drama tersebut, gue memerankan seorang cowok dan mempunyai cewek yang hobinya marah-marah. Dalam satu adengan pertengkaran, gue lagi marah-marah sama cewek, dan (cewek) yang menjadi lawan main gue menampar gue beneran, dan gue pun marah-marahnya jadi beneran. Seperti yang di awal gue bilang, di akhir acara ada penghargaan untuk pemain terbaik. Tanpa disangka, gue mendapat penghargaan pemain pria terbaik, dan gue bertanya pada guru gue, “Bu, saya menang karena akting saya bagus, ya?” Kemudian dia menjawab, “Bukan, karena kamu ditamparnya beneran, jadi ibu kasihan.” Dan penghargaan ini terasa hampa. Walaupun begitu, gara-gara tamparan itu, gue bisa melakukan akting marah-marah dengan sempurna.

4.      Razia rambut adalah momen yang tak terlupakan. Mungkin gue mempunyai sensor terhadap gunting yang dipakai guru untuk merazia. Pada saat di dalam kelas, entah kenapa gue haus banget, akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke kantin untuk beli minum. Saat gue mau balik ke kelas, gue melihat guru yang bawa gunting masuk ke kelas gue dan gue tahu di sana akan ada pembantaian rambut. Tanpa pikir panjang gue balik lagi ke kantin dan menurut gue, sekarang kantin adalah “Safe House” gue. Ternyata gue salah, guru tadi ternyata lewat ke kantin dan dia menemukan gue. Tatapannya tajam ke arah gue, dan gue memasang wajah memelas. Dia kemudian bicara, “Sekarang kamu selamat. Tapi nanti…” gue langsung memotong, “Baik, Pak. Saya akan merapihkan rambut saya.” Dia kemudian berlalu sambil berkata, “Kenapa kamu ngumpet dikantin? Kepala kamu kan botak.”.

5.      Love make your life full colour. Ya, itu benar. Cinta pada saat SMA mungkin sangat aneh. Kedua manusia yang sama-sama jatuh cinta, tapi mereka pun sama-sama tak ada yang mengungkapkannya. Kode-kode antar mereka sebenarnya telah bertebaran, tapi keduanya tak ada yang bisa mengartikannya. Dan pada akhirnya waktu melenyapkan cinta mereka. Dramatis. Beberapa tahun kemudian, kedua manusia itu sudah tahu perasaan cinta dulu yang pernah ada dari masing-masing, dan salah satu dari mereka ada yang berbicara, “Kenapa dulu kita tak ada yang berani bilang ya?”


Twitter gue: @CharlyFbh