Seorang
mahasiswa sedang duduk sambil memutar-mutar HP di tangannya, dengan sabar dia
menunggu SMS yang masuk dari seorang perempuan yang dia suka. Suasana di luar
masih gerimis, membasahi setiap jengkal tanah di Universitas tersebut.
Tak selang berapa lama, HP-nya
berbunyi. Ada SMS yang ditunggu datang: “Ka, aku ada dikosan. kesini aja.”
Senyumnya mulai mengembang. Dia mulai berfikir memaksakan dirinya menembus air
gerimis yang turun untuk mendatangi perempuan itu.
Dia bergegas menuju sepeda motornya
yang basah, tiba-tiba gerimis berhenti. Ini semacam restu Tuhan untuknya. Dia
mulai menyalakan motornya, lalu pergi menemui perempuan itu.
Sepeda motor yang dia kendarai terus
memecah air di sepanjang perjalanan hingga sampai di depan kosan sang
perempuan. Ada beberapa orang penghuni kos yang sedang mengepel membersihkan
kotoran akibat hujan. Mahasiswa ini berjalan jinjit untuk menghindari jalan
yang becek. Kosan ini ada 2 tingkat, kosan perempuan yang dia tuju ada di
lantai atas. Untuk menuju kesana, dia harus membuka sepatunya yang penuh dengan
tanah basah.
Samapi di lantai atas, mahasiswa
tersebut disambut senyum manis oleh perempuan yang berada di pintu kosannya.
Itu perempuan yang dia tuju.
“Maaf, ya, ngerepotin,” kata
perempuan itu.
Si mahasiswa pun menjawab, “enggak,
apa-apa. sekalian main ke sini.”
“Yuk, masuk. aku udah buatin teh,
nih.”
Mahasiswa itu pun masuk dan
menikmati secangkir teh dan beberapa makanan ringan. “Mau beli obatnya di
mana?” tanya si mahasiswa.”
Yap, si perempuan minta di anter
beli obat, makanya si mahasiswa ini bela-belain datang. selain karena ingin
membantu, dia juga memiliki perasaan yang aneh baginya: suka.
“Ke mini market aja.” jawab si
perempuan.
Di tengah obrolan, HP si mahasiswa
berbunyi, ada SMS masuk. Dia membuka HPnya dan kaget, ternyata yang SMS itu
pacarnya: “Sayang, kamu ada di mana?”
Mahasiswa itu bingung, harus jawab
jujur atau bohong. setelah dipikir lagi, bohong nampaknya lebih baik, karena
dia gak mau terjadi salah paham antara dirinya dengan sang pacar.
“Aku masih di kampus, Yang, ada
apa?” Balas SMSnya.
“Enggak, kirain udah pulang.”
“Nanti sore aku pulangnya. Aku
kuliah dulu, ya.”
“Iya, sayang. Semangat.” tutup SMS
dari pacarnya.
Perasaan campur aduk di dalam diri
mahasiswa itu. Dia merasa bersalah karena telah berbohong sama pacarnya, tapi
dia juga telah menghindarkan mereka dari kesalah pahaman. Benar sih dia suka
sama perempuan itu, tapi cuma sebatas suka. Dia juga gak ada niat buat ngeduain
pacarnya.
Mereka kemudian berangkat membeli
obat ke Mini Market. Di sepanjang
perjalanan tersimpan rasa bersalah di benak mahasiswa itu, apa yang telah dia
lakukan terhadap pacarnya adalah hal yang benar atau malah sebaliknya. Kemudian
dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak mengulanginya lagi.
Ada beberapa pertanyaan yang muncul
dan belum terjawab oleh mahasiswa itu:
1.
Saat menerima SMS dari pacarnya, apakah
dia lebih baik jujur atau harus bohong demi kebaikan?
2.
Kalau dia jujur, apakah pacarnya akan
berfikir positif atau malah sebaliknya yang memicu retaknya hubungan dia sama
pacarnya?
Semoga ada yang
menjawab pertanyaan-pertanyaan itu…
My Twitter: @CharlyFbh