21 Februari 2014

Sahabat Sampai Tua

Suatu sore saat gue lagi JJS (Jalan Jalan Sore), ada satu pemandangan yang menyita perhatian gue. Disebuah kursi warung kopi pinggir jalan, gue melihat dua orang kakek-kakek sedang duduk sambil menikmati rokok yang dihisapnya. Kedua kakek itu asik ngobrol seperti membicarakan masa-masa tangguhnya dulu.  Walaupun sudah tua, kedua kakek tersebut masih terlihat segar, benar-benar tua-tua keladi.
            Gue penasaran sama kedua kakek tersebut. Dengan berpura-pura memesan kopi di warung itu, gue ikut duduk di kursi yang sama, tapi mereka membelakangi gue. Si kakek yang duduk deket gue pake kaos putih polos celana hitam, dan yang satunya lagi pake baju hitam dengan celana hitam juga. Untuk memulai obrolan, gue pura-pura nawarin kopi ke mereka, dari situlah gue ikut ngobrol bareng kakek-kaket itu.
            Setelah beberapa saat gue ngobrol, si kakek yang pake kaos putih sepontan ngomong sama gue (sebenernya dia ngomong pake bahasa sunda, tapi gue translate ke bahasa Indonesia), “Kita ini temenan dari kecil. Sampe sekarang masih bareng-bareng.”
            Gue kaget ngedenger itu. “Yang bener, Kek?” tanya gue penasaran.
            Si kakek baju hitam lalu menjawab, “Bener. Waktu kecil, Abah sering maen bareng, nongkrong bareng. Ya, sampai sekarang masih bareng-bareng.”
            Gue takjub mendengarnya. Persahabatan yang tak lekang oleh waktu.
Kita melanjutkan mengobrol, dan banyak pengalaman yang gue dapet dari kedua kakek tersebut. Kakek yang kaos putih bilang dalam bahasa sunda, “babaturan sajati mah bakal katingalian ku waktu.” Kalo bahasa Indonesia-nya kira-kira gini: Teman sejati akan terlihat oleh waktu. Kira-kira seperti itu kalimatnya.
Sore itu gue habiskan tegukan terakhir kopi gue. Gue pamitan sama mereka. Saat gue sampai rumah, sebenarnya gue mengambil sesuatu dari mereka tapi gue gak bilang-bilang, sesuatu itu adalah PELAJARAN.


Twitter: @CharlyFbh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar