10 November 2014

Egalite, Sebuah Nama Penuh Cerita



Pada akhir tahun 2009, saya bertemu dengan sebuah nama yang cukup asing di telinga, “Egalite”. Egalite merupakan sebuah band sekolah yang di bentuk oleh beberapa murid kreatif salah satu sekolah menengah atas di Cikampek, setidaknya itu kesan pertama yang saya dapat ketika mengetahui ada band sekolah bernama Egalite tersebut.
            Beberapa kali saya diajak untuk melihat langsung latihan mereka di sebuah studio musik yang cukup terkenal di Cikampek, beberapa kali itu juga hati saya cukup miris melihat potensi yang besar dari band tersebut, tapi mereka seperti berjalan ditempat. Melihat hal tersebut, saya berbicara dengan salah satu personil Egalite (yang juga saudara saya) tentang hal tersebut, dari pembicaraan itu, saya ditawari untuk gabung dengan Egalite. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, saya bertekad membantu Egalite untuk mencapai potensinya itu.
            Untuk awal-awal saya berada di Egalite, saya dibantu saudara saya dalam adaptasi dengan band ini, bagaimana saya untuk tidak mengecewakan teman-teman Egalite lainnya, serta bagaimana agar saya dapat berkontribusi dalam memajukan Egalite. Beberapa lagu saya dan saudara saya ciptakan sebagai awal pacuan untuk Egalite berlari, untuk menujukan bahwa Egalie bukan sekedar nama, tapi ada wujud alunan nada orisinil berbau khas Egalite, hingga sampai Egalite bisa merekam beberapa lagu sebagai eksistensi dalam dunia musik.
            Perjalanan dengan Egalite seperti dunia baru yang memberikan pengalaman yang baru pula. Egalite merupakan keluarga baru dan sekolah musik untuk saya. Banyak pelajaran tentang arti kekeluargaan serta pelajaran tentang arti musik sesungguhnya yang tidak saya ketahui sebelumnya.
            Hari ini, 11 Nopember, Egalite menginjak umur 6, dan Egalite bukan hanya sekedar nama, tapi juga memiliki sebuah cerita yang akan terus mengalun ke seluruh telinga manusia yang dapat mendengarnya.
Anniversary Egalite, Long lasting..
#EGLT6thAnniversary


@CharlyFbh

20 Oktober 2014

Yang Penting Pernah Tertawa Bersama

Kenangan apa yang kalian dapat ketika awal-awal jatuh cinta kepada seseorang? Pasti banyak banget kan? Mulai dari lirikan pertama, sapaan pertama, SMS pertama dan segala sesuatu yang dia mulai adalah kenangannya. Masa-masa pendekatan yang begitu indah, ketika awal makan bareng, tatapan matanya yang membuat kita salah tingkah, menjatuhkan saus ke baju sendiri, tiba-tiba dia nawarin tissue, dengan malu-malu kita menerimanya dan membersihkan bekas saus itu. Hal yang menurut orang lain biasa saja, tapi, menurut orang yang pernah merasakan jatuh cinta, itu adalah kenangan yang tak terlupakan. Life's memories.
Kembali mengingat masa lalu itu terkadang menyenangkan, walaupun kebanyakan yang teringat adalah masa yang tak begitu indah. Bukan maksud hati berjalan di tempat, mengingat masa lalu itu perlu, agar kita bisa merasakan lagi, betapa indah masa saat bersamanya. Bukan untuk bergalau, masa pertama-tama jatuh cinta itu indah, yaps, indah.
Berjalan untuk beberapa minggu, dan dua hati ini semakin dekat saling melengkapi. Tak ada lagi kata "aku" dan "kamu", yang ada hanya kata "kita". Tak mudah untuk bersatu, butuh waktu dan kondisi yang tepat agar kedua hati benar-benar bersatu. Sebenarnya, bukan aku atau kamu yang menyatukan kita, tapi waktu yang bicara.
Dalam setiap dentingan waktu, selalu datang pertanyaan yang mengganggu, "Apakah kita akan selalu bersama? apakah tanganmu akan selalu menggenggam?" kembali, waktu akan menjawabnya. Yang kita lakukan, adalah berusaha menjaga hubungan yang telah ada dengan baik, agar tetap terawat sampai nanti.
            Itu adalah beberapa penggalah bait masa lalu yang menurut saya indah. Masa lalu yang dulu 
penuh ta nya, dan sekarang waktu sudah menjawabnya untuk saya, walaupun jawabannya tak begitu indah, itulah kenyataan yang indah. Walaupun sekarang kita gak bareng, yang penting kita pernah tertawa bersama.

My Twitter: @CharlyFbh

12 Oktober 2014

Bohong Demi Kebaikan, Apa Baik?

Seorang mahasiswa sedang duduk sambil memutar-mutar HP di tangannya, dengan sabar dia menunggu SMS yang masuk dari seorang perempuan yang dia suka. Suasana di luar masih gerimis, membasahi setiap jengkal tanah di Universitas tersebut.
            Tak selang berapa lama, HP-nya berbunyi. Ada SMS yang ditunggu datang: “Ka, aku ada dikosan. kesini aja.” Senyumnya mulai mengembang. Dia mulai berfikir memaksakan dirinya menembus air gerimis yang turun untuk mendatangi perempuan itu.
            Dia bergegas menuju sepeda motornya yang basah, tiba-tiba gerimis berhenti. Ini semacam restu Tuhan untuknya. Dia mulai menyalakan motornya, lalu pergi menemui perempuan itu.
            Sepeda motor yang dia kendarai terus memecah air di sepanjang perjalanan hingga sampai di depan kosan sang perempuan. Ada beberapa orang penghuni kos yang sedang mengepel membersihkan kotoran akibat hujan. Mahasiswa ini berjalan jinjit untuk menghindari jalan yang becek. Kosan ini ada 2 tingkat, kosan perempuan yang dia tuju ada di lantai atas. Untuk menuju kesana, dia harus membuka sepatunya yang penuh dengan tanah basah.
            Samapi di lantai atas, mahasiswa tersebut disambut senyum manis oleh perempuan yang berada di pintu kosannya. Itu perempuan yang dia tuju.
            “Maaf, ya, ngerepotin,” kata perempuan itu.
            Si mahasiswa pun menjawab, “enggak, apa-apa. sekalian main ke sini.”
            “Yuk, masuk. aku udah buatin teh, nih.”
            Mahasiswa itu pun masuk dan menikmati secangkir teh dan beberapa makanan ringan. “Mau beli obatnya di mana?” tanya si mahasiswa.”
            Yap, si perempuan minta di anter beli obat, makanya si mahasiswa ini bela-belain datang. selain karena ingin membantu, dia juga memiliki perasaan yang aneh baginya: suka.
            “Ke mini market aja.” jawab si perempuan.
            Di tengah obrolan, HP si mahasiswa berbunyi, ada SMS masuk. Dia membuka HPnya dan kaget, ternyata yang SMS itu pacarnya: “Sayang, kamu ada di mana?”
            Mahasiswa itu bingung, harus jawab jujur atau bohong. setelah dipikir lagi, bohong nampaknya lebih baik, karena dia gak mau terjadi salah paham antara dirinya dengan sang pacar.
            “Aku masih di kampus, Yang, ada apa?” Balas SMSnya.
            “Enggak, kirain udah pulang.”
            “Nanti sore aku pulangnya. Aku kuliah dulu, ya.”
            “Iya, sayang. Semangat.” tutup SMS dari pacarnya.
            Perasaan campur aduk di dalam diri mahasiswa itu. Dia merasa bersalah karena telah berbohong sama pacarnya, tapi dia juga telah menghindarkan mereka dari kesalah pahaman. Benar sih dia suka sama perempuan itu, tapi cuma sebatas suka. Dia juga gak ada niat buat ngeduain pacarnya.
            Mereka kemudian berangkat membeli obat ke Mini Market. Di sepanjang perjalanan tersimpan rasa bersalah di benak mahasiswa itu, apa yang telah dia lakukan terhadap pacarnya adalah hal yang benar atau malah sebaliknya. Kemudian dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak mengulanginya lagi.
            Ada beberapa pertanyaan yang muncul dan belum terjawab oleh mahasiswa itu:
1.      Saat menerima SMS dari pacarnya, apakah dia lebih baik jujur atau harus bohong demi kebaikan?
2.      Kalau dia jujur, apakah pacarnya akan berfikir positif atau malah sebaliknya yang memicu retaknya hubungan dia sama pacarnya?
Semoga ada yang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu…


My Twitter: @CharlyFbh

14 Juli 2014

Film Alexandria

Pas gue lagi buka youtube, gue jadi inget sama film yang soundtrack-nya diisi sama Noah (dulu Peterpan), yaitu film Alexandria. Film Alexandria dirilis pada tahun 2005. Iseng-gue tonton tuh film sekalian nostalgia sama ceritanya. Isi filmnya berkisah tentang dua orang sahabat yang terlibat cinta segitiga dengan wanita yang sama, wanita itu bernama Alexandria (atau Alexandra, yang katanya gara-gara salah nulis waktu bikin akte).
            Setelah gue nonton sampai habis film tersebut, gue jadi mendapatkan semacam kesimpulan dari cerita yang disampaikan oleh film itu, beberapa kesimpulan tersebut akan gue tulis di nomer-nomer di bawah ini:
1.       Kalo lo sayang sama seseorang, katakana lah.
2.      Cinta itu tidak dapat dipaksakan.
3.      Untuk mendapatkan cinta seseorang, gunakan lah cara ‘bersih’.
4.      Jangan PDKT kelamaan, nanti lo malah masuk Friendzone.
5.      Cewek gak mungkin nembak, jadi nunggu cowok untuk nembak duluan.
6.      Mengikhlaskan seseorang yang kita cintai untuk hidup dengan pilihannya.
7.      Persahabatan dapat rusak gara-gara cinta.
8.      Pada akhirnya, sahabat tetaplah sahabat yang akan selalu ada untuk kita.
Itulah nomer-nomer yang gue tulis untuk menggambarkan sebagian kecil film Alexandria. Semoga ada menfaat yang dapat diambil dari kedelapan nomor tersebut di atas. udah dulu ah, gue mau nyari film-film jadul lainnya untuk diamati isi ceritanya.

See You..

Twitter: @CharlyFbh

23 Mei 2014

Putih-Abuku Dulu

Beberapa momen terbaik yang pernah gue alami saat jaman SMA dulu akan dirangkum dalam beberapa kalimat di bawah ini. For my best friends and my teachers in Ducie, this is for you:
1.     Pada saat jam istirahat, gue dan beberapa teman meloncati pagar sekolah untuk menuju ke kantin yang letaknya ada di luar lingkungan sekolah. Sehabis makan di kantin, kita kembali ke dalam lingkungan sekolah melalui jalan yang sama, meloncat pagar. Kita semua seperti dapat hadiah dari Kwaci (baca: kaget) setelah melihat ada Wali Kelas berdiri melihat kejadian tersebut. Dan apa kelanjutannya? Kita menjadi artis pada haris senin depannya pada saat upacara bendera (atau dengan kata lain kita dihukum di depan teman-teman se-sekolahan).

2.     Maksud hati ingin tampil beda saat upacara bendera dengan memakai sepatu warna hijau, tapi apalah hendak dikata, mata guru lebih tajam melihat. Dan apa kelanjutannya? Sepatu gue diambil dan gue pulang naik motor pakai helm, masker, sarung tangan, jaket, tapi tanpa memakai sepatu.

3.  Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, ada tugas membuat drama. Dan di akhir, ada semacam penghargaan terhadap pemain drama terbaik. Dalam drama tersebut, gue memerankan seorang cowok dan mempunyai cewek yang hobinya marah-marah. Dalam satu adengan pertengkaran, gue lagi marah-marah sama cewek, dan (cewek) yang menjadi lawan main gue menampar gue beneran, dan gue pun marah-marahnya jadi beneran. Seperti yang di awal gue bilang, di akhir acara ada penghargaan untuk pemain terbaik. Tanpa disangka, gue mendapat penghargaan pemain pria terbaik, dan gue bertanya pada guru gue, “Bu, saya menang karena akting saya bagus, ya?” Kemudian dia menjawab, “Bukan, karena kamu ditamparnya beneran, jadi ibu kasihan.” Dan penghargaan ini terasa hampa. Walaupun begitu, gara-gara tamparan itu, gue bisa melakukan akting marah-marah dengan sempurna.

4.      Razia rambut adalah momen yang tak terlupakan. Mungkin gue mempunyai sensor terhadap gunting yang dipakai guru untuk merazia. Pada saat di dalam kelas, entah kenapa gue haus banget, akhirnya gue memutuskan untuk pergi ke kantin untuk beli minum. Saat gue mau balik ke kelas, gue melihat guru yang bawa gunting masuk ke kelas gue dan gue tahu di sana akan ada pembantaian rambut. Tanpa pikir panjang gue balik lagi ke kantin dan menurut gue, sekarang kantin adalah “Safe House” gue. Ternyata gue salah, guru tadi ternyata lewat ke kantin dan dia menemukan gue. Tatapannya tajam ke arah gue, dan gue memasang wajah memelas. Dia kemudian bicara, “Sekarang kamu selamat. Tapi nanti…” gue langsung memotong, “Baik, Pak. Saya akan merapihkan rambut saya.” Dia kemudian berlalu sambil berkata, “Kenapa kamu ngumpet dikantin? Kepala kamu kan botak.”.

5.      Love make your life full colour. Ya, itu benar. Cinta pada saat SMA mungkin sangat aneh. Kedua manusia yang sama-sama jatuh cinta, tapi mereka pun sama-sama tak ada yang mengungkapkannya. Kode-kode antar mereka sebenarnya telah bertebaran, tapi keduanya tak ada yang bisa mengartikannya. Dan pada akhirnya waktu melenyapkan cinta mereka. Dramatis. Beberapa tahun kemudian, kedua manusia itu sudah tahu perasaan cinta dulu yang pernah ada dari masing-masing, dan salah satu dari mereka ada yang berbicara, “Kenapa dulu kita tak ada yang berani bilang ya?”


Twitter gue: @CharlyFbh


07 Maret 2014

My Star in September

            Tuhan menciptakan makhluk dengan wujud dan rupa nan indah. Keindahan yang menawan dari setiap ciptaannya memberikan kesan romantic jika kita mampu menghidupkan jiwa mereka makhluk yang sejedar jiwa mati. Bulan, apakah dia benda mati yang diciptakan Tuhan untuk kita? Bintang? Matahari? Dan benda-benda langit lainnya?  
            Aku… aku terlahir karena ada, karena keberadaan Tuhan yang membiarkanku ada. Aku terlahir kedunia ini saat detik-detik pertengahan bulan September. Si September cerialah yang baik hati menyambut kelahiranku tepat tanggal 12 September 1993.
            Semakin hari… semakin aku beranjak dewasa, semakin kusadari dan mengerti betapa bahagianya aku dilahirkan dibulan penuh keceriaan ini. Mama, Papa, aku mencintai kalian. Berkat merekalah aku lahir dibulan yang ceria ini, September. Terima kasih Mama, Papa.
            Saat kubuka mataku, aku terdiam. Air mata membasahi kelopak mataku. September, aku tak ingin jauh darimu, tak ingin kehilanganmu, tak ingin kau tinggalkanku, karena telah tercatat dalam sejarah hidup, namamu dalam hatiku.
            Cerita ini aku tuliskan saat aku akan kehilangan dia, 30 September, dan hatiku berkata, “Terima kasih September
                                                       (Ditulis oleh seorang Perempuan 12 September 1993)

            Ceritamu akan tetap abadi…

Temui saya di @CharlyFbh

21 Februari 2014

Sahabat Sampai Tua

Suatu sore saat gue lagi JJS (Jalan Jalan Sore), ada satu pemandangan yang menyita perhatian gue. Disebuah kursi warung kopi pinggir jalan, gue melihat dua orang kakek-kakek sedang duduk sambil menikmati rokok yang dihisapnya. Kedua kakek itu asik ngobrol seperti membicarakan masa-masa tangguhnya dulu.  Walaupun sudah tua, kedua kakek tersebut masih terlihat segar, benar-benar tua-tua keladi.
            Gue penasaran sama kedua kakek tersebut. Dengan berpura-pura memesan kopi di warung itu, gue ikut duduk di kursi yang sama, tapi mereka membelakangi gue. Si kakek yang duduk deket gue pake kaos putih polos celana hitam, dan yang satunya lagi pake baju hitam dengan celana hitam juga. Untuk memulai obrolan, gue pura-pura nawarin kopi ke mereka, dari situlah gue ikut ngobrol bareng kakek-kaket itu.
            Setelah beberapa saat gue ngobrol, si kakek yang pake kaos putih sepontan ngomong sama gue (sebenernya dia ngomong pake bahasa sunda, tapi gue translate ke bahasa Indonesia), “Kita ini temenan dari kecil. Sampe sekarang masih bareng-bareng.”
            Gue kaget ngedenger itu. “Yang bener, Kek?” tanya gue penasaran.
            Si kakek baju hitam lalu menjawab, “Bener. Waktu kecil, Abah sering maen bareng, nongkrong bareng. Ya, sampai sekarang masih bareng-bareng.”
            Gue takjub mendengarnya. Persahabatan yang tak lekang oleh waktu.
Kita melanjutkan mengobrol, dan banyak pengalaman yang gue dapet dari kedua kakek tersebut. Kakek yang kaos putih bilang dalam bahasa sunda, “babaturan sajati mah bakal katingalian ku waktu.” Kalo bahasa Indonesia-nya kira-kira gini: Teman sejati akan terlihat oleh waktu. Kira-kira seperti itu kalimatnya.
Sore itu gue habiskan tegukan terakhir kopi gue. Gue pamitan sama mereka. Saat gue sampai rumah, sebenarnya gue mengambil sesuatu dari mereka tapi gue gak bilang-bilang, sesuatu itu adalah PELAJARAN.


Twitter: @CharlyFbh

05 Januari 2014

Bulan yang Sama

           DULU, jaman pacaran di SMA, gue punya pacar yang suka ngeliat bulan. Tiap malam minggu, kita menghabisakn waktu di sebuah tempat yang lapang hanya untuk melihat bulan. Awalanya gue bisa aja sama yang namannya bulan: Bulat di langit, dan terang karena dapat cahaya dari matahari. Karena seiring waktu berjalan gue nemenin dia ngeliat bulan, sedikit demi sedikit gue mulai suka, tapi gak pake banget. Mungkin ini yang namanya suka karena terbiasa.
            Singkat cerita kita harus putus karena sesuatu hal yang sepele, yang biasa terjadi di kalangan anak SMA waktu itu: keegoisan masing-masing. Tiap malam gue udah jarang menikmati cahaya bulan lagi, dan hampir gue gak pernah meliriknya. Katanya, untuk melupakan mantan, lupakan juga hal-hal yang berkaitan dengan mantan. Karena mantan gue suka bulan, gue mencoba untuk tak selalu sering melihat bulatan terang di langit malam, dan dengan cara seperti itu, gue berhasil ngelupainnya.
            Beberapa hari dari pengumuman kelulusan SMA, sekolah mengadakan acara Prom Nite. Tanpa ada hujan dan angin, Dia memegang tangan gue lalu menariknya ke lapangan basket. Dia menunjuk bulan di malam itu, dan gue jadi galau. Gue gak ngerti maksudnya apaan, mungkin dia berharap gue gak ngelupainnya. Dia mengucapkan satu kalimat tanya, “Bulannya masih indah, ya?” dan gue hanya membalasnya dengan senyum, ternyata dia masih sama seperti dia yang pertama gue kenal.
           Gue sadar, kita memang benar-benar sudah beda, gak bisa bersatu lagi. Tapi gue tetap bisa tersenyum dan gue berkata padanya, “Karena setiap malam, ketika kamu diam di jendela dan melihat bulan, itu adalah bulan yang sama yang aku lihat. Akan tetap sama seperti dulu. Indah.” Dia hanya senyum mendengar itu, kemudian…, dia memeluk gue erat.   


Yang mau ngajak ngelit bulan, bisa colek gue di: @CharlyFbh